Sabtu, 16 Agustus 2014

ROKOK SECARA MENYELURUH


Bahaya Merokok Bagi Kesehatan

Semua orang mengetahui bahaya merokok bagi kesehatan. Bahaya merokok bagi kesehatan bisa berdampak dalam bentuk fisik, psikologis, sosial maupun fisiologis (ketergantungan). Tembakau yang ada pada rokok adalah produk konsumen yang secara unik berbahaya dan mematikan. Penggunaan tembakau tidak hanya menyakiti mereka yang mengonsumsinya tapi juga orang-orang lain yang terpapar asapnya (Crofton dan Simpson, 2002).
Penyakit-penyakit yang terpicu karena merokok dan bisa menyebabkan bahaya bagi kesehatan bahkan kematian adalah:
Penyakit Kardiovaskuler
Penyakit kardiovaskuler meliputi kondisi seperti tekanan darah tinggi, penyakit jantung koroner, dan stroke. Satu-satunya efek kesehatan terpenting akibat merokok adalah peranannya dalam menimbulkan penyakit kardiovaskuler.
Penyakit Kanker Paru
Karena penyimpanan tar tembakau sebagian besar terjadi di paru-paru, maka kanker paru adalah jenis kanker yang paling umum disebabkan merokok. Tar tembakau menyebabkan kanker bilamana merangsang tubuh untuk waktu yang lama.
Penyakit Saluran Pernapasan
Merokok merupakan penyebab utama penykit paru-paru bersifat kronis dan obstruktif misalnya bronkitis dan emfisema. Sekitar 85% dari penderita penyakit ini disebabkan oleh rokok. Gejala yang ditimbulkan berupa batuk kronis, berdahak, dan gangguan pernapasan.
Merokok dan Kehamilan
Wanita perokok selama kehamilan akan lebih besar mengalami keguguran, kematian bayi atau bayi dengan berat badan rendah. Penelitian menunjukkan adanya hubungan langsung antara merokok selama kehamilan dan risiko sindrom kematian bayi secara mendadak.
Merokok dan Alat Perkembangbiakan
Merokok akan mengurangi akan terjadinya konsepsi (memiliki anak), fertilitas pria ataupun wanita perokok akan mengalami penurunan, nafsu seksual juga akan mengalami penurunan dibandingkan dengan bukan perokok. Wanita perokok akan mengalami menopause lebih cepat dibandingkan dengan bukan perokok.
Merokok dan Alat Pencernaan
Sakit maag lebih banyak dijumpai pada mereka yang merokok. Merokok mengakibatkan penurunan tekanan pada ujung bawah dan atas lambung sehingga mempercepat terjadinya sakit maag.
Merokok Meningkatkan Tekanan Darah
Merokok sebatang per hari akan meningkatkan tekanan darah sistolik 10-25mmHg serta menambah detak jantung 5-20 kali per 1 menit.
Merokok Memperpendek Umur
Penelitian di Amerika Serikat yang melibatkan 6813 pria, dibedakan menjadi bukan perokok, perokok sedang, dan perokok berat. Pada perokok berat 50% meninggal pada usia 47,5 tahun; 50% perokok sedang meninggal sesudah berumur 56 tahun dan 50% bukan perokok meninggal pada usia 58 tahun. Dengan kata lain merokok sama saja dengan memperpendek umur.
Merokok Bersifat Adiksi (Ketagihan)
Didalam rokok terdapat nikotin yang diklasifikasikan sebagai obat yang bersifat kecanduan bila digunakan sehingga nikotin diklasifikasikan sebagai obat adiktif.
Merokok Membuat Lebih Cepat Tua
Rokok mengakibatkan kulit menjadi mengerut, kering, pucat, dan mengeriput terutama di daerah wajah. Mekanisme ini terjadi akibat bahan kimia yang dijumpai dalam rokok mengakibatkan vasokontriksi pembuluh darah tepi dan di daerah terbuka, misalnya pada wajah. Wajah perokok menjadi tua dan jelek, mengeriput, kecoklatan, dan berminyak.
Kanker Mulut
Merokok dapat menyebabkan kanker mulut, kerusakan gigi, dan penyakit gusi.
Osteoporosis
Karbonmonoksida dalam asap rokok dapat mengurangi daya angkut oksigen darah perokok sebesar 15%, mengakibatkan kerapuhan tulang sehingga lebih mudah patah dan membutuhkan waktu 80% lebih lama untuk penyembuhan. Perokok juga lebih mudah menderita sakit tulang belakang.
Katarak
Merokok mengakibatkan gangguan pada mata. Perokok mempunyai risiko 50% lebih tinggi terkena katarak, bahkan bisa menyebabkan kebutaan.
Kerontokan Rambut
Merokok menurunkan sistem kekebalan, tubuh lebih mudah terserang penyakit seperti lupus erimatosus yang menyebabkan kerontokan rambut, ulserasi pada mulut, kemerahan pada wajah, kulit kepala dan tangan.


Alasan-alasan Orang Merokok

Banyak alasan orang merokok. Walau merokok akan membahayakan kesehatan, tetap saja orang mempunyai seribu alasan untuk merokok. Alasan orang merokok dapat dilihat dari beberapa segi, baik itu segi psikologis dan fisiologis (ketergantungan zat), alasan sosial, alasan estetika dan lain lain.
Menurut Sue Amstrong yang dikutip oleh Sihombing (2007) ada beberapa alasan orang dewasa merokok, antara lain:
  1. Mereka benar-benar menikmatinya sewaktu merokok. Mereka bahkan tidak mampu menahan diri meskipun menyadari bahwa kesehatannya dipertaruhkan untuk kesenangan tersebut.
  2. Mereka menjadi ketagihan terhadap nikotin dan tanpa nikotin hidup terasa hampa.
  3. Mereka menjadi terbiasa menghisap rokok agar dapat merasa santai.
  4. Tindakan mengambil sebatang rokok, menyulutnya dengan pemantik api, memandangi asap dan memegang sesuatu dalam tangannya telah menjadi bagian dari perilaku sosial mereka dan tanpa itu mereka akan merasa hampa. Dengan kata lain, merokok telah menjadi suatu kebiasaan.
  5. Merokok adalah “penopang” bermasyarakat. Mereka mungkin seorang pemalu yang perlu mengambil tindakan tertentu untuk menutupi perasaan malunya terhadap orang lain.
Menurut Sitepoe (2000) yang mengutip Conrad dan Miler menyatakan bahwa seseorang akan menjadi perokok melalui dua dorongan, yaitu:
  1. Dorongan psikologis, merokok seperti rangsangan seksual, sebagai suatu ritual, menunjukkan kejantanan (bangga diri), mengalihkan kecemasan, dan menunjukkan kedewasaan.
  2. Dorongan fisiologis, adanya nikotin yang dapat mengakibatkan ketagihan (adiksi) sehingga ingin terus merokok.
Faktor yang Mempengaruhi Kebiasaan Merokok
Faktor – faktor yang mempengaruhi kebiasaan merokok antara lain:
Pengetahuan
Menurut Hamid A., tembakau bisa meningkatkan kecerdasan, asalkan pemanfaatannya tidak diperoleh dengan cara mengisap tembakau. Jika diisap dalam bentuk rokok, itulah yang menimbulkan masalah kesehatan, seperti gangguan jantung, pembulu darah dan problem kesehatan lainnya. Permasalahannya ini terletak pada proses pembakaran yang mengubah tembakau menjadi racun. Rokok adalah benda beracun yang memberi efek santai dan sugesti merasa lebih jantan.
Selain kegunaan atau manfaat rokok yang secuil itu terkandung bahaya yang sangat besar bagi orang yang merokok maupun orang di sekitar perokok yang bukan perokok. Rokok juga disebut sebagai jendela awal terjadinya penggunaan narkoba. Akibat kronik yang paling gawat dari penggunaan nikotin adalah ketergantungan. Sekali saja seseorang menjadi perokok, maka ia akan sulit mengakhiri kebiasaan itu, baik secara fisik maupun psikologis. Nikotin mempunyai sifat mempengaruhi dopamine otak dengan proses yang sama seperti zat-zat psikoaktif. Hal inilah yang tidak diketahui masyarakat pada umumnya.
Jenis Kelamin
Perilaku merokok dilihat dari berbagai sudut pandang dinilai sangat merugikan, baik bagi diri sendiri maupun orang lain di sekitarnya. Hampir setiap saat dapat disaksikan dan dijumpai orang yang sedang merokok.
Bahkan saat ini perilaku merokok sudah sangat wajar dipandang oleh para remaja, khususnya remaja laki-laki. Akhirnya timbul sebutan “tidak wajar” ketika pria dewasa tidak merokok dan tanggapan terhadap perilaku merokok pun bermunculan dari berbagai perspektif.
Sebagian pihak berpendapat bahwa perilaku merokok biasa dilakukan oleh siapa saja, bahkan wanita sekalipun. Perilaku dinilai wajar dan bisa dilakukan siapa saja, yang tidak dibatasi oleh jenis kelamin. Sementara itu, pihak lain berasumsi bahwa nilai moral seorang wanita akan luntur ketika ia merokok. Hal ini yang menjadi titik berat di sini, yakni masih berada pada nilai normatif seorang wanita, khususnya pandangan budaya Indonesia terhadap wanita.
Psikologis
Ada beberapa alasan psikologis yang menyebabkan seseorang merokok, yaitu demi relaksasi atau ketenangan, serta mengurangi kecemasan atau ketegangan. Pada kebanyakan perokok, ikatan psikologis dengan rokok dikarenankan adanya kebutuhan untuk mengatasi diri sendiri secara mudah dan efektif. Rokok dibutuhkan sebagai alat keseimbangan.
Berhenti merokok bukan sesederhana seperti mengganti rokok dengan yang lain, naamun lebih dari itu. Sungguh, berhenti merokok akan menyentuh aspek kejiwaan yang sangat mendasar yang mungkin selama ini telah memberikan ketenangan, mengurangi ketegangan, mengatasi kegelisahan dan mengalihkan pikiran. Mengenali alasan atau penyebab merokok, seperti faktor kebiasaan dan kebutuan mental (kecanduan/ketagihan) akan memberikan petunjuk yang sesuai untuk mengatasi gangguan fisik ataupun psikologis yang menyertai proses berhenti merokok.
Berikut ini adalah gejala-gejala yang dapat dicermati untuk mengenali alasan merokok.
  1. Ketagihan --- Adanya rasa ingin merokok yang menggebu, mereka tidak bisa hidup selama setengah hari tanpa rokok, merasa tidak tahan bila kehabisan rokok, sebagian kenikmatan rokok terjadi saat menyalakan rokok, kesemutan di lengan dan kaki, berkeringat dan gemetar (adanya penyesuaian tubuh terhadap hilangnya nikotin), gelisah, susah konsentrasi, sulit tidur, lelah dan pusing.
  2. Kebutuhan Mental --- Merokok merupakan hal yang paling nikmat dalam kehidupan, ada dorongan kebutuhan merokok yang kuat karena tidak merokok, merasa lebih berkonsentrasi sewaktu bekerja dengan merokok, merasa lebih rileks dengan merokok, keinginan untuk merokok saat menghadapi masalah.
  3. Kebiasaan --- Merasa kehilngan benda yang bisa dimainkan ditangan, kadang-kadang menyalakan rokok tanpa sadar. Kebiasaan merokok sesudah makan. menikmati rokok sambil minum kopi.
Pekerjaan
Selama ini, merokok dianggap bisa meningkatkan daya konsentrasi, sehingga ketika seseorang sedang mengalami masalah dan bekerja, maka ia akan merasa lebih tenang dan berkonsentrasi untuk melakukan pekerjaannya. Padahal, jika ditinjau lebih mendalam, seseorang dianggap lebih berkonsentrasi ketika ia merokok lantaran di dalam rokok terdapat bahan-bahan yang dapat menyebabkan kecanduan. Makanya, bagi seseorang yang telah terbiasa merokok, maka ia akan merasa kurang bergairah dan tidak dapat berkonsentrasi. Sebab, candu yang terkandung dalam rokok mulai bereaksi di dalam dirinya.


Faktor Penyebab Merokok

Banyak faktor penyebab merokok, sehingga seseorang mengalami ketergantungan terhadap rokok. Faktor-faktor penyebab merokok bisa karena faktor biologis, psikologis, maupun faktor farmakologis (ketergantungan terhadap zat rokok).
Ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang mempunyai kebiasaan merokok. Secara umum dibagi dalam tiga bagian:
  1. Faktor farmokologis, salah satu zat yang terdapat dalam rokok adalah nikotin yang mempengaruhi perasaan atau kebiasaan
  2. Faktor sosial, yaitu salah satu faktor yang membuat seseorang merasa lebih diterima dalam lingkungan teman dan kelihatan dewasa, dan merasa lebih nyaman
  3. Faktor psikologis, yakni dapat digunakan sebagai alat psikologis seperti peningkatan penampilan dan kenyamanan psikologis. Di samping itu faktor lain yang dapat mempengaruhi seseorang merokok adalah iklan yang dilakukan oleh industri rokok.
Laventhal dan Cleary menyatakan motif seseorang merokok terbagi menjadi dua motif utama yaitu:
Faktor Psikologis
Pada umumnya faktor-faktor tersebut terbagi dalam lima bagian yaitu:
  1. Kebiasaan --- Perilaku merokok adalah sebuah perilaku yang harus tetap dilakukan tanpa adanya motif yang bersifat positif ataupun negatif. Seseorang merokok hanya untuk meneruskan perilakunya tanpa tujuan tertentu.
  2. Reaksi emosi yang positif --- Merokok digunakan untuk menghasilkan reaksi yang positif, misalnya rasa senang, relaksasi dan kenikmatan rasa. Merokok juga dapat menunjukkan kejantanan (kebanggaan diri) dan menunjukkan kedewasaan.
  3. Reaksi untuk penurunan emosi --- Merokok ditunjukkan untuk mengurangi rasa tegang, kecemasan biasa, ataupun kecemasan yang timbul karena adanya interaksi dengan orang lain.
  4. Alasan sosial --- Merokok ditunjukkan untuk mengikuti kebiasaan merokok, identifikasi perokok lain, dan menentukan image diri seseorang.
  5. Kecanduan dan ketagihan --- Seseorang merokok karena mengaku telah mengalami kecanduan karena kandungan nikotin dalam rokok. Semula hanya mencoba-coba merokok, tetapi akhirnya tidak dapat menghentikan kebiasaan tersebut karena kebutuhan tubuh akan nikotin.
Faktor Biologis
Faktor ini menekankan pada kandungan nikotin yang ada di dalam rokok yang dapat mempengaruhi ketergantungan seseorang pada rokok secara biologis.


Efek Merokok Terhadap Mukosa Mulut

Merokok merupakan salah satu faktor penyebab kelainan mukosa pada rongga mulut karena bahan-bahan yang terdapat dalam rokok bersifat merangsang infeksi mukosa. Merokok dapat memperlambat penyembuhan luka. Dry socket terjadi empat kali lebih banyak pada perokok daripada bukan perokok.
Efek merokok yang timbul dipengaruhi oleh banyaknya jumlah rokok yang dihisap, lamanya merokok, jenis rokok yang dihisap, bahkan berhubungan dengan dalamnya hisapan rokok yang dilakukan. Artinya, makin banyak rokok yang dihisap, makin lama kebiasaan merokok, makin tinggi kadar tar dan nikotin yang dihisap, makin dalam seseorang menghisap rokoknya, maka semakin tinggi efek perusakan yang akan diterima orang tersebut.
Menurut Smet ada tiga tipe perilaku merokok menurut banyaknya rokok yang dihisap yaitu perokok berat menghisap rokok lebih dari 15 batang dalam sehari, perokok sedang menghisap rokok 5-14 batang dalam sehari, dan perokok ringan menghisap rokok 1-4 batang dalam sehari.
Rongga mulut sangat mudah terpapar efek yang merugikan akibat merokok. Rokok yang dihisap dengan tarikan berat dan panjang akan menghasilkan lebih banyak asap rokok dibandingkan dengan rokok yang dihisap dengan tarikan pelan dan tiupan cepat. Temperatur rokok pada bibir adalah 300C, sedangkan ujung rokok yang terbakar jauh lebih panas karena ditandai dengan bara api pada ujung yang dibakar. Asap panas yang berhembus terus menerus ke dalam rongga mulut merupakan rangsangan panas yang menyebabkan perubahan aliran darah dan mengurangi pengeluaran ludah. Akibatnya rongga mulut menjadi kering dan lebih anaerob dapat mengakibatkan perokok berisiko lebih besar terinfeksi bakteri penyebab penyakit jaringan pendukung gigi dibandingkan mereka yang bukan perokok.
Pengaruh asap rokok secara langsung adalah iritasi terhadap gusi dan secara tidak langsung melalui produk-produk rokok seperti nikotin yang sudah masuk melalui aliran darah dan ludah, jaringan pendukung gigi yang sehat seperti gusi, selaput gigi, semen gigi dan tulang tempat tertanamnya gigi menjadi rusak karena terganggunya fungsi normal mekanisme pertahanan tubuh terhadap infeksi dan dapat merangsang tubuh untuk menghancurkan jaringan sehat di sekitarnya.
Gusi seorang perokok juga cenderung mengalami penebalan lapisan tanduk. Daerah yang mengalami penebalan ini terlihat lebih kasar dibandingkan jaringan di sekitarnya dan berkurang kekenyalannya. Penyempitan pembuluh darah yang disebabkan nikotin mengakibatkan berkurangnya aliran darah di gusi sehingga meningkatkan kecenderungan timbulnya penyakit gusi. Nikotin dapat diserap oleh jaringan lunak rongga mulut termasuk gusi melalui aliran darah dan perlekatan gusi pada permukaan gigi dan akar.
Pada perokok terdapat penurunan zat kekebalan tubuh (antibodi) yang terdapat di dalam ludah yang berguna untuk menetralisir bakteri dalam rongga mulut dan terjadi gangguan fungsi sel-sel pertahanan tubuh. Sel pertahanan tubuh tidak dapat mendekati dan memakan bakteri-bakteri penyerang tubuh sehingga sel pertahanan tubuh tidak peka lagi terhadap perubahan di sekitarnya juga terhadap infeksi. Jumlah rokok yang dihisap lebih penting daripada lamanya merokok karena menunjukkan keretanan individu terhadap suatu penyakit.
Beberapa dampak negatif merokok terhadap mukosa mulut adalah kanker rongga mulut, leukoplakia, stomatitis nikotin, keratosis rokok, smoker’s melanosis, fibrosis submukosa, dan hairy tongue. Salah satunya adalah smoker’s melanosis.
“Melanosis gingiva” pigmentasi melanosis biasanya terjadi pada golongan etnis kulit hitam. Melanin adalah pigmen yang memberikan warna pada kulit, mata dan rambut. Melanin diproduksi secara khusus oleh melanosomes yang disintesa oleh sel khusus yang tinggi disebut melanocytes. Melanin pada setiap etnik atau ras mempunyai perbedaan. Pada orang kulit putih mempunyai lebih sedikit melanin dan melanosomes dibandingkan dengan orang kulit gelap. Pigmentasi terjadi karena sintesa melanin dan perpindahan melanin dari melanosomes ke keratinocytes. Pigmentasi yang terjadi dihubungkan dengan medikasi kemoterapi yang menggunakan obat doxorubicin, busulfan, cyclophosphamide atau 5-fluorouracil. Pada pasien AIDS yang menggunakan zidovudine (AZT), clofazimine atau ketoconazolc dapat meningkatkan pigmentasi melanin.
Smoker’s melanosis 
Para peneliti telah menemukan bahwa adanya peranan pigmentasi melanin diakumulasi oleh macam-macam obat seperti nikotin (bahan campuran polyacylic) yang terkandung dalam sebatang rokok. Ketika nikotin berperan dalam afinitas melanin di rambut, juga berperan dalam afinitas melanin yang terdapat pada kulit dan jaringan lainnya (seperti mukosa mulut). Nikotin yang terdapat dalam sebatang rokok akan menstimulasi secara langsung melanocytes untuk meproduksi melanosomes, dimana akan menghasilkan peningkatan endapan pigmen melanin pada basil melanosis dengan berbagai macam jumlah takaran melanin.
Melanosis rongga mulut terjadi pengendapan melanin dalam lapisan sel basal pasa lapisan epitelium mukosa mulut . Pigmentasi melanin pada membran mukosa mulut secara normal dilihat mengelilingi daerah mukosa.Melanosis rongga mulut adalah suatu lesi yang bersifat reversibel, dapat hilang apabila menghentikan kebiasaan merokok.
Smoker melanosis yang terjadi pada golongan etnis kulit hitam maupun kulit putih, dimana meningkatnya pigmentasi yang berhubungan langsung dengan kebiasaan merokok ( banyaknya jumlah rokok yang dihisap setiap hari, jenis rokok yang dihisap, lama merokok dan cara seseorang menghisap rokok). Pigmentasi gingiva meningkat sebanding dengan konsumsi tembakau. Adanya hipotesis yang didapatkan bahwa kemungkinan nikotin menstimulasi aktivitas melanosit dan produksi melanin atau berhubungan dengan ikatan melanin yang berbahaya pada rokok tembakau.
Gambaran klinis yang terlihat pada smokerr’s melanosis adalah menunjukkan bercak coklat difus yang ukurannya beberapa sentimeter dan biasanya terdapat pada gingiva anterior mandibula dan mukosa pipi. Pada perokok pipa menunjukkan pigmentasi pada mukosa bukal. Pada beberapa orang menggunakan rokok seperti rokok putih yang ditempatkan pada kavitas mulut, akan menunjukkan pigmentasi pada palatum keras. Lesi ini tidak mempunyai symptom, perubahan yang terjadi tidak menunjukkan premalignat.
Gigi pada smoker’s melanosis menunjukkan berwarna coklat muda sampai coklat tua dan disertai dengan halitosis menyertai keadaan tersebut disebabkan oleh adanya perubahan aliran darah dan pengurangan pengeluaran ludah mengakibatnya rongga mulut menjadi kering dan lebih anaerob. Smoker’s melanosis biasanya terjadi pada Ras Kaukasian yang menunjukkan prevalensi 31% pada gingiva cekat.
Diagnosa banding dari Smoker’s melanosis adalah Addison Disease ,Albright Syndrome, Hemochromatosis, Neurofibromatosis, Oral Malignant Melanoma, Oral Nevi.
Perawatan yang dilakukan adalah menyuruh pasien untuk berhenti merokok karena alasan kesehatan. Berhenti merokok biasanya menunjukkan hilangnya melanosis selama beberapa periode sampai beberapa tahun. Program berhenti merokok dengan konsultasi dan dibantu oleh lingkungan keluarga akan memberikan keuntungan.


Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Merokok

Faktor yang mempengaruhi perilaku merokok, menurut sumbernya ada beberapa faktor pemicu seperti pengaruh biologis, psikologis, sosial dan lingkungan. Di bawah ini akan dijelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok mulai dari faktor intrinsik, faktor ekstrinsik, faktor sosial dan faktor demografis.
Faktor Ekstrinsik
Yang dimaksud dengan faktor ekstrinsik yang mempengaruhi perilaku merokok adalah faktor yang datang dari luar individu. Faktor-faktor itu seperti:
Pengaruh Orang Tua
Menurut Baer dan Corado, remaja perokok adalah anak–anak yang berasal dari rumah tangga tidak bahagia, dimana orang tua tidak begitu memperhatikan anak–anaknya dibandingkan dengan keluarga yang bahagia. Remaja yang berasal dari lingkungan konservatif akan lebih sulit untuk terlibat dengan rokok maupun obat–obatan dibandingkan dengan keluarga yang permisif, dan yang paling kuat pengaruhnya adalah bila orang tua menjadi figure cotoh yaitu perokok berat, maka kemungkinan besar anak–anaknaya akan mencontohnya. Perilaku merokok lebih banyak didapati pada mereka yang tinggal dengan satu orang tua (Single Parent). Apabila ibu merokok maka akan menyebabkan remaja berperilaku merokok juga, terlebih pada remaja putri.
Pengaruh Teman
Berbagai fakta mengungkapkan bahwa semakin banyak remaja merokok maka semakin besar kemungkinan teman-temannya adalah perokok juga dan sebaliknya. Kemungkinan yang terjadi dari fakta tersebut adalah remaja terpengaruh oleh teman–temannya. Diantara remaja perokok terdapat 87% mempuyai satu atau lebih sahabat yang perokok bigitu pula dengan remaja non merokok.
Pengaruh Iklan
Melihat iklan di media massa dan elektronik yang menampilkan gambaran bahwa merokok adalah lambang kejantanan dan glamor, membuat remaja mempuyai keinginan untuk mengikuti apa yang ada pada iklan tersebut (Mu’tadin, 2002).
Faktor Intrinsik
Faktor Kepribadian Seseorang mencoba merokok karena alasan rasa ingin tahu atau ingin melepaskan diri dari rasa sakit dan kebosannan. Salah satu kepribadian yang yang bersifat pada perokok adalah konformitas sosial (Mu’tadin, 2002).
Selain itu ada juga beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perilaku merokok, yaitu:
Faktor Biologis
Banyak penelitian menunjukan bahwa nikotin yang terdapat pada rokok bisa menimbulkan efek ketergantungan merokok.
Faktor Psikologis
Merokok dapat digunakan untuk meningkatkan konsentrasi, menghilangkan rasa kantuk, mengakrabkan suasana sehingga timbul rasa persaudaraan, juga dapat menimbulkan kesan modern dan berwibawa, sehingga untuk individu yang sering bergaul dengan orang lain perilaku merokok akan sulit untuk dihindari.
Faktor Lingkungan Sosial
Lingkungan social berpengaruh pada sikap, kepercayaan dan perhatian individu pada perokok. Orang akan berperilaku merokok dengan memperhatikan lingkungan sosialnya.
Faktor Demografis
Faktor demografis meliputi umur dan Janis kelamin, orang yang merokok pada usia dewasa sudah semakin banyak, akan tetapi pengaruh jenis kelamin di jaman sekarang tidak begitu berpengaruh karena saat ini baik laki – laki dan perempuan banyak yang merokok (Hansen, 2009).
Masalah yang berkaitan dengan interaksi teman sebaya dan peranan sebagai laki – laki atau wanita, dapat diartikan dalam bentuk sebagai berikut ini: 
  1. Pergaulan dalam remaja akan menimbulkan masalah tersendiri bagi remaja. Sejak awal, remaja mulai mencari kelompok teman sebaya dan dia memikirkan bagaimana cara diterima dikelompoknya dan dikenal.
  2. Pergaulan dengan temn sabaya lain jenis, menimbulkan masalah yang cukup banyak terjadi pada remja awal dan akhir berkaitan dengan ketertarikan antara lawan jenis, menghilangakan rasa malu, berkencan dan sebagainya.
  3. Peranan sebagai laki – laki atau permpuan akan timbul pertanyaan pada diri untuk menghilangkan keraguannya, remaja mempertanyakan kepada orang dewasa, dan biasanya ada kecenderungan untuk mengikuti apa yang dilakukan oleh orang dewasa.

Pengertian Perilaku Merokok


Pengertian perilaku merokok, banyak ahli yang sudah mengemukakan teori tentang perilaku merokok. Saat ini merokok merupakan kebiasaan yang umum dilakukan oleh semua orang termasuk perempuan. Perokok biasanya berasal dari berbagai kalangan dan umur, hal ini disebabakan karena rokok dapat dengan mudah diperoleh dimana saja, sedangkan definisi rokok adalah gulungan tembakau yang dibalut daun nipah atau kertas (Poerwadaminta, 2005).
Merokok adalah menghisap asap tembakau yang dibakar ke dalam tubuh kemudian menghembuskan kembali keluar (Armstrong, 2000). Pendapat lain menyatakan bahwa perilaku merokok adalah sesuatu yang dilakukan seseorang berupa membakar dan menghisapnya serta dapat menimbulkan asap yang dapat terhisap oleh orang – orang disekitarnya (Levy,2004).
Rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus, termasuk cerutu atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana Tabacum, Nicotiana Rostica dan spesies lainnya atau sintesisnya yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa tambahan (Pemerintah RI, 2003 dalam Sukendro, 2007). Rokok berisi daun – daun tembakau yang telah dicacah, ditambah sedikit racikan seperti ngkeh, saus rokok, serta racikan lainnya. Untuk menikmati sebatang rokok perlu dilakukan pembakaran pada salah satu ujungnya agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung yang lain (Triswanto, 2007).
Rokok mengandung zat psikoaktif yaitu nikotin yang menberikan perasaan nikmat, rasa nyaman, fit dan meningkatkan produktivitas. Perokok akan menjadi ketagihan karena nikotin bersifat adikif. Bila kebiasaan merokok dihentikan dlam waktu tertentu, perokok akan mengalami withdrawal effect atau sakau, sebab rokok adalah narkoba (Partodiharjo, 2007).
Rokok merupakan salah satu industri dan komoditi internasional yang mengandung sekitar 1.500 bahan kimiawi. Unsure – unsure yang penting antara lain: tar, nikotin, benzopirin, metilkloride, aseton, ammonia, dan karbon monoksida. Sedangkan merokok adalah menbakar tembakau kemudian dihisap, baik menggunakan rokok maupun menggunakan pipa. Temperature pada sebatang rokok yang tengah dibakar adalah 90 derajat Celcius untuk ujung rokok yang dibakar, dan 30 derajat Celcius untuk ujung rokok yang terselip di antara bibir perokok (Mangku Sitopoe, 2000 dalam Istiqomah, 2003).
Perilaku merokok ada 4 tahap sehingga mencapai tahap perokok, antara lain: 
  1. Tahap Prepatory, seseorang mendapat gambaran yang menyenangkan dengan cara mendengar, melihat, dan membaca, sehingga menimbulkan minat untuk merokok.
  2. Tahap Innitation, tahapan dimana seseorang mulai merintis atau mencoba untuk merokok dan apakah akan melanjutkan perilku merokoknya.
  3. Tahap Becoming a Smoker, apabila seseorang mulai merokok sebanyak empat batang sehari, maka dia mempunyai kecenderungan untuk menjadi perokok.
  4. Tahap Maintenance of Smoking, pada tahap ini merokok sudah menjadi salah satu pengaturan diri ( self regulating ). Dan merokok dilakukan untuk memperolrh efek psikologis yang menyenangkan (Clearly, 2000).
Tipe perokok dapat diklasifikasikan menjadi 3 menurut jumlah rokok yang dihisap, antara lain:
  1. Perokok berat menghisap lebih dari 15 batang rokok dalam sehari.
  2. Perokok sedang menghisap lebih dari 5 -14 batang rokok dalam sehari.
  3. Perokok ringan menghisap lebih dari 1 -4 batang rokok dalam sehari (Komasari, 2008).
Ada beberapa alasan yang dikemukakan oleh para ahli untuk menjawab mengapa seseorang merokok. Setiap individu mempunyai kebiasaan merokok yang berbeda dan biasanya disesuaikan dengan tujuan mereka merokok. Pendapat tersebut diperkuat dangan pernyataan bahwa seseorang merokok karena factor sosio cultural seperti kebiasaan budaya, kelas social, gengsi, dan tingkat pendidikan (Levy, 2004).
Menurut Lewin perilaku merokok merupakan fungsi lingkungan dan individu. Artinya perilaku merokok selain disebabkan faktor – factor dari dalam diri juga disebabkan oleh lingkungan. Disebutkan juga bahwa merokok pada tahap awal dilakuakan dengan teman – teman (46%), seorang anggota keluarga bukan orang tu (23%), dan orang tua (14%). Hal ini yang mendukung hasil penelitian Komasari dan Helmi yang menyebutkan bahwa ada 3 faktor penyebab merokok pada perempuan yaitu kepuasan psikologis, sikap permisif orang tua dengan periaku merokok, dan pengaruh teman sebaya (Komasari. dkk, 2008).


Cara Merokok yang Aman


Bagi orang yang kecanduan dengan rokok, mungkin sangat susah untuk berhenti merokok. Walaupun sudah berusaha sekuat tenaga untuk berhenti merokok, tetapi keinginan untuk merokok tetap ada. Apalagi sedang ada masalah, dalam keadaan tekanan emosional atau ada permasalahan yang dianggap sangat sulit, sehingga rokok dianggap sebagai pemecah solusi.
Tetapi kalau memang anda tidak bisa berhenti merokok, ada cara aman agar rokok tidak berbahaya bagi orang disekitar anda. Anda jelas tidak masuk dalam hitungan keamanan ini, karena anda adalah pelaku sehingga anda sendiri yang harus menanggung resikonya. Yang jelas tips ini aman bagi orang disekitar anda.
Di bawah ini adalah cara-cara merokok yang aman bagi orang disekitar anda dengan membuang asap rokok pada tempatnya.
Asap rokok seharusnya dibuang pada tempatnya. Tetapi mungkin sebagian orang bertanya, dimana tempat membuang asap rokok. Membuang asap rokok memang sebuah permasalahan tersendiri, disamping membuat polusi udara juga dapat membahayakan orang-orang disekitarnya. Jadi pertimbangan membuang asap rokok pada tempat yang aman adalah sebuah keharusan.
Tempat membuang asap rokok:
Tempat sampah
Tempat sampah sekarang mungkin belum ramah bagi perokok, karena belum ada tempat sampah yang bisa digunakan untuk membuang asap rokok, sehingga perokok membuang asap rokoknya sembarangan saja, akibatnya, terjadi polusi udara atau mengganggu orang-orang disekitar perokok. Sebaiknya disediakan tempat sampah khusus untuk perokok, setidaknya, perokok bisa membuang asap rokoknya dengan aman tanpa mengganggu orang lain.
Kantong asap rokok
Cara lain untuk aman dari asap rokok tidak mengganggu orang lain adalah perokok seharusnya menyediakan kantong yang khusus disediakan untuk asap rokok. Jadi kantong asap rokok berfungsi sebagai tempat sampah khusus bagi asap perokok. Setidaknya kantong asap rokok ini praktis dibawah kemana-mana. Yang menjadi pertanyaan adalah sampai saat ini, belum ada TPA (tempat Pembuangan Akhir) bagi sampah asap rokok, jadi cara ini juga masih terkendala
Di telan
Ya, ini mungkin adalah cara paling praktis agar asap rokok tidak mengganggu orang-orang disekitar perokok. Mungkin sangat dianjurkan bagi perokok agar menghabiskan rokoknya dengan menelan asap rokok. Disamping ramah lingkungan, juga membuat daur ulang yang aman di alam. Daripada membuat orang lain sakit, lebih baik perokok sendiri yang sakit akibat perbuatannya sendiri. jadi, menelan asap rokok adalah pilihan satu-satunya bagi perokok agar asap rokoknya tidak mengganggu kesehatan orang lain.

0 komentar:

Posting Komentar